Jumat, 10 Februari 2012

Orientasi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan



Orientasi pembangunan pertanian berkelanjutan mengacu pada definisi komprehensif pertanian berkelanjutan yang meliptui komponen-komponen fisik, biologi dan sosioekonomi, yeng dipresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia baik untuk pupuk maupun pertisida, erosi tanah terkendali, pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm), pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan kegiatan pertanian.
Salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input) secara khusus di tulis oleh Franklin H. King dalam bukunya “farmer Forty Centuries” King membandingkan penggunaan input minimal dan pendekatan berkelanjutan pada pertanian daratan Timur (oriental)  dengan apa yang dia lihat sebagai kesalahan metode yang digunakan petani Amerika. Gagasan King adalah bahwa sistem pertanian memiliki kapasitas imternal yang besar  untuk melakukan regenerasi dengan menggunakan sumberdaya internal.
Dengan perkataan lain, konsep pembangunan berkelanjutan yaitu :keberlanjutan usaha ekonomi (profit) keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people) keberlanjutan ekologi alam (planet) atau Pilar Triple P, atau seperti pada gambar dibawah ini.



Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep memakssimalisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh  dengan setidaknya mempertahankan aset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indikator utama dimensi ekonomi  ini ialah tingkat efisiensi  dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah (termasuk laba) dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan kebutuhan ekonomi (material) manusia baik untuk  generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keanekaragaman budaya dan modal sosio – kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha  dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu di pertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Dimensi lingkungan sistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini adalah terpeliharanya keanekaragaman hayati dan daya lentur biologis (sumber daya genetik) sumber daya tanah, air, dan agro klimat serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur (resilience) dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan. Bukan pada konservasi  suatu kondisi  ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi. Sehingga ketinganya harus diperhatikan secaraberimbang.  Sistem sosial yang stabil dan sehat  serta sumberdaya alam dan lingkungan merupakan basis untuk  kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan ekonomi merupakan prasyarat  untuk terpeliharanya stabilitas sosial-budaya maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sistem sosial yang tidak stabil/ sakit (misalnya terjadi konflik sosial dan pravalensi kemiskinan) akan cenderung menimbulkan tindakan yang merusak  kelestarian sumber daya alam dan merusak kesehatan lingkungan, sementara ancaman kekelstarian sumber daya alam dan lingkungan (misalnya lelangkaan tanahdan air) dapat mendorong terjadinya kekacauan dan penyakit sosial.
Penerapan pertanian organik merupakan salah satu dari pendekatan dalam pembangunan berkelanjutan, karena itu pengembangan pertanian organik tidak terlepas dari program pembangunan pertanian secara keseluruhan.  Dalam pembangunan pertanian berkelanjutan bukan berarti bahan kimiawi pertanian tidak diperbolehkan sama sekali, namun sampai batas tertentu masih dimungkinkan. Hal ini juga dipakai dalam penerapan konsep pengedalian hama terpadu (PHT) selam ini . masalah pembangunan pertanian berkelanjutan telah diintegrasikan dalam program pembangunan pertanian yang diterapkan dewasa ini. Dalam Grand Strategi pembangunan Pertanian harus dilakukan secara berkelanjutan, dengan memadukan antara aspek organisasi , kelembagan, ekonomi, teknologi dan ekologis. Pembangunanagribisnis dilakukan dengan memberdayakan dan melestarikan keanekaragaman seumber daya hayati, pengembangan produksi dengan tetap menjaga pelertarian dan konsenvasi seumber daya alam (hutan, tanah dan air) menumbuhkembangkan kelembagaan lokal dan melegalkan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam bagi kegiatan pertanian (communal resources management) serta dengan meningkatkan nilai tambah dan manfaat hasilnya