Orientasi pembangunan pertanian berkelanjutan mengacu pada
definisi komprehensif pertanian berkelanjutan yang meliptui komponen-komponen
fisik, biologi dan sosioekonomi, yeng dipresentasikan dengan sistem pertanian
yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia baik untuk pupuk maupun pertisida,
erosi tanah terkendali, pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan
pertanian (on-farm), pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi
tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan kegiatan
pertanian.
Salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input
minimal (low input) secara khusus di tulis oleh Franklin H. King dalam bukunya “farmer
Forty Centuries” King membandingkan penggunaan input minimal dan pendekatan
berkelanjutan pada pertanian daratan Timur (oriental) dengan apa yang dia lihat sebagai kesalahan
metode yang digunakan petani Amerika. Gagasan King adalah bahwa sistem
pertanian memiliki kapasitas imternal yang besar untuk melakukan regenerasi dengan menggunakan
sumberdaya internal.
Dengan perkataan lain, konsep pembangunan berkelanjutan
yaitu :keberlanjutan usaha ekonomi (profit) keberlanjutan kehidupan sosial
manusia (people) keberlanjutan ekologi alam (planet) atau Pilar Triple P, atau
seperti pada gambar dibawah ini.
Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep memakssimalisasi
aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan aset
produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indikator
utama dimensi ekonomi ini ialah tingkat
efisiensi dan daya saing, besaran dan
pertumbuhan nilai tambah (termasuk laba) dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi
menekankan aspek pemenuhan kebutuhan ekonomi (material) manusia baik untuk generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan
dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan
sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi
keanekaragaman budaya dan modal sosio – kebudayaan, termasuk perlindungan
terhadap suku minoritas. Untuk itu pengentasan kemiskinan, pemerataan
kesempatan berusaha dan pendapatan,
partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan
indikator-indikator penting yang perlu di pertimbangkan dalam pelaksanaan
pembangunan.
Dimensi lingkungan sistem alam yang mencakup sistem
kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini adalah
terpeliharanya keanekaragaman hayati dan daya lentur biologis (sumber daya
genetik) sumber daya tanah, air, dan agro klimat serta kesehatan dan kenyamanan
lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur (resilience) dan
dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan. Bukan pada konservasi suatu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga
dimensi tersebut saling mempengaruhi. Sehingga ketinganya harus diperhatikan
secaraberimbang. Sistem sosial yang
stabil dan sehat serta sumberdaya alam
dan lingkungan merupakan basis untuk
kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan ekonomi merupakan prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial-budaya
maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sistem sosial yang
tidak stabil/ sakit (misalnya terjadi konflik sosial dan pravalensi kemiskinan)
akan cenderung menimbulkan tindakan yang merusak kelestarian sumber daya alam dan merusak
kesehatan lingkungan, sementara ancaman kekelstarian sumber daya alam dan
lingkungan (misalnya lelangkaan tanahdan air) dapat mendorong terjadinya
kekacauan dan penyakit sosial.
Penerapan pertanian organik merupakan salah satu dari
pendekatan dalam pembangunan berkelanjutan, karena itu pengembangan pertanian
organik tidak terlepas dari program pembangunan pertanian secara
keseluruhan. Dalam pembangunan pertanian
berkelanjutan bukan berarti bahan kimiawi pertanian tidak diperbolehkan sama
sekali, namun sampai batas tertentu masih dimungkinkan. Hal ini juga dipakai
dalam penerapan konsep pengedalian hama terpadu (PHT) selam ini . masalah
pembangunan pertanian berkelanjutan telah diintegrasikan dalam program
pembangunan pertanian yang diterapkan dewasa ini. Dalam Grand Strategi
pembangunan Pertanian harus dilakukan secara berkelanjutan, dengan memadukan
antara aspek organisasi , kelembagan, ekonomi, teknologi dan ekologis. Pembangunanagribisnis
dilakukan dengan memberdayakan dan melestarikan keanekaragaman seumber daya
hayati, pengembangan produksi dengan tetap menjaga pelertarian dan konsenvasi
seumber daya alam (hutan, tanah dan air) menumbuhkembangkan kelembagaan lokal
dan melegalkan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam bagi
kegiatan pertanian (communal resources management) serta dengan meningkatkan
nilai tambah dan manfaat hasilnya