Jumat, 10 Februari 2012

Prinsip Pembangunan Pertanian Berkelanjutan


Mengacu pada konsep permbangunan berkelanjutan  dan orientasi pembangunan pertanian berkelanjutan maka prinsip pembangunan pertanian berkelanjutan maka prinsip pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan pertanian yang ramah lingkungan salah satunya adalah dengan menerapkan pertanian organik. Pertanian organik diartikan sebagai praktek pertanian secara alami  tanpa pupuk buatan sedikit mungkin melakukan pengolahan tanah .
Bila kita sepenuhnya mengacu pada terminologi (pertanian organik natural) ini tentunya sangatlah sulit bagi petani kita untuk menerapkannya. Oleh karena itu pilihan yang kita lakukan adalah  melakukan pertanian organik regeneratif, yaitu pertanian  dengan prinsip pertanian  disertai dengan pengembalian ke alam masukan-masukan yang berasal dari bahan organik.
Pemilihan komoditas  dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis, dan menguntungkan secara ekonomis. Seperti misalnya pengelolaan komoditas holtikultura berwawasan lingkungan dilakukan melalui permanfaatan sumber daya alam secara optimal, lestari dan dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.
Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah :
  1. Pemanfaatan sumberdaya alam untuk pengembangan pertanian berkelanjutan  (terutama lahan dan air)  sesuai dengan kemampuan dan daya dukung alam.
  2. Porses produksi atau kegiatan usaha tani itu sendiri dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan eksternalitas pada masyarakat.
  3. Penanganan dan pengolahan hasil, distribusi dan pemasaran, serta pemanfaatan produk tidak menimbulkan maslaah pada lingkungan (limbah dan sampah)
  4. Produk yang dihasilkan harus menguntungkan secara bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan aman konsumsi. Keadaan dan perkembangan permintaan dan pasar merupakan acuan dalam pertanian berkelanjutan ini.
Peranan masyarakat lokal sangat pernting dalam menerapkan pembangunan pertanian berkelanjutan, kerana itu kearifan lokal yang telah dimiliki nenek dan kakek moyang kita dalam melakukan kegiatan usaha tani perlu dipelajari dan diterapkan kembali.
Disamping itu kelembagaan masyarakat yang telah mengakar dan membudaya dalam kehidupan masyarakat merupakan potensi besar untuk dikembangkan menjadi lembaga agribisnis, karena telah terbiasa dan mengerti tentang keadaan sumber daya di daerah tersebut dan beradaptasi dengan kondisi setempat serta mampu mengelola secara baik dan mandiri (Communal Resources Management)
Perlu upaya khusus dalam merubah para digma berfikir petari dari pendekatan pertanian untuk meningkatkan produksi menjadi pembangunan pertanian dengan pendekatan agribisnis (usaha dan keuntungan)  serta pertanian berkelanjutan (sustainable development)  dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menjaga keanekaragaman flora dan fauna, sehingga siklus-siklus ekologi dapat berjalan dan berfungsi sebagaimana metinya.
Selama sepuluh tahun terakhir terjadi paradigma yang mengangkat masyarakat pertanian dari kondisi yang mengharuskan produktifitas lebih tinggi menuju suatu kondisi masyarakat yang peduli pada keberlanjutan. Hal ini dirasakan sebagai suatu kesalahan bahwa produktifitas yang tinggi dari kegiatan pertanian konvensional telah menimbulkan kerusakan yang cukup signifikan terhadap lingkungan alam dan masalah sosial.
Dalam usaha mengalihkan konsekuensi-konsekuensi negatif pertanian konvensional, beberapa format sistem pertanian berkelanjutan yang berbeda telah direkomendasikan sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara lingkungan.
Kepentingan dalam sistem pertanian alternatif ini sedang dimotivasi dengan suatu keinginan untuk menurunkan tingkat kesehatan lingkungan dan kerusakan lingkungan  dan sebuah komitmen terhadap manajemen sumberdaya alam yang berkeadilan. Tetapi kriteria yang paling penting untuk kebanyakan petani dalam mempertimbangkan suatu perubahan usaha tani adalah keinginan memperoleh hasil yang layak secara ekonomi. Adopsi terhadap metode pertanian alternatif ini membutuhkan suatu kondisi bahwa metode tersebut sedikitnya sama kualitasnya dalam memperoleh keuntungan dengan metode konvensional atau memiliki keuntungan-keuntungan non-keuntungan yang signifikan, seperti sebagai usaha menjaga penurunan kualitas sumberdaya air dan tanah secara cepat.
Katika perubahan dan kegiatan pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan dilaksanakan, perubahan sosial dan struktur ekonomi juga akan terjadi.  Pada saat imput menurun, terdapat hubungan yang menurun pula pada hubungan kerja terhadap mereka yang selama ini terlibat dan mendapatkan manfaat dari pertanian konvensional. Hasilnya adalah terdapat banyak kemungkinan yang dapat ditemukan yaitu meningkatnya kualitas hidup, dan peningkatan kegiatan pertanian mereka.
Dalam mengadopsi input minimal (low input) sistem-sistem berkalanjutan dapat menunjukkan penurunan potensial fungsi-fungsi eksternal atau konsekuensi  negatif dari jebakan sosial pada masyarakat. Petani sering terperangkap dalam perangkap sosial tersebut sebab insentif-insentif yang mereka terima dari kegiatan produksi saat ini.